Jumat, 07 Februari 2014

Sebuah Harapan untuk Anak Negeri


Kondisi anak-anak negeri saat ini menjadi sebuah kenyataan yang begitu memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka tak lagi mempunyai semangat belajar. Anak-anak yang pergi ke sekolah pun tidak memahami betul apa tujuan mereka ke sekolah. Kecintaan mereka kepada ilmu telah memudar. Hal ini disebabkan kurangnya penanaman pemahaman kepada anak tentang tujuan mencari ilmu yang sebenarnya. Sebagian sekolah hanya membuat ilmu pengetahuan mereka bertambah tanpa diimbangi dengan bertambah baiknya moral dan perilaku mereka. Sebagai contoh banyak anak-anak di bawah umur yang terlibat dalam kasus pornografi dan/atau pornoaksi. Ini sungguh peristiwa yang mengiris hati. Belum lagi jika kita lirik anak-anak di perkotaan yang tidak sekolah karena alasan tidak adanya biaya. Keadaan mereka jauh memprihatinkan. Mereka hidup di sebuah dunia yang rawan kriminalitas. Tak jarang mereka terpaksa melakukan perbuatan yang tidak dapat dibenarkan hanya untuk mengobati rasa lapar. Bangku sekolah tak menyentuh mereka. Ilmu agama pun mereka tak punya. Semua itu memang bukan sepenuhnya salah mereka. Keadaan dan lingkunganlah yang memaksa mereka menjadi seperti itu.


Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut muncul sebuah harapan besar. Harapan agar pemerintah benar-benar serius memperbaiki sistem pendidikan saat ini. Meratakan pendidikan ke seluruh pelosok negeri agar semua anak dapat merasakan indahnya menuntut ilmu. Para guru/pengajar juga harus mendidik moral anak menjadi lebih baik agar tak hanya nilai tinggi yang bisa mereka raih, tetapi juga akhlak yang mulia. Guru/pengajar juga harus menanamkan kecintaan mereka kepada ilmu sehingga tujuan mereka sekolah tak hanya sekedar mendapat ijasah lalu bisa bekerja nantinya. Mereka harus memahami tujuan mereka menuntut ilmu, yaitu mendapat ridho Tuhan dan memberi manfaat untuk orang lain. Dan pemahaman ini harus ditanamkan sejak mereka masih kanak-kanak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Saya tidak tahu apakah ini adalah langkah terakhir saya."