Bismillaahirrahmaamirrahiim
Segala
nikmat yang telah Allah limpahkan. Begitu banyak. Tak mampu diri ini
menghitungnya. Namun, apa yang diri ini lakukan? Sering mengeluh dan lupa
bersyukur..
“Fabiayyi Aalaairobbikumaa
tukadzdzibaan”, Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan? Sebanyak 31 kali Allah mengulangnya di dalam surat Ar-Rahmaan. Nikmat
melihat, berjalan, berbicara, tersenyum, tertawa.. Nikmat kebersamaan dengan
keluarga, sahabat, teman-teman... Nikmat berpikir, belajar, menuntut ilmu...
Allah anugerahkan kepada seluruh hamba-Nya. Lalu, masih pantaskah diri ini
mengeluh?
Mengeluh
karena menu makanmu?
Lihatlah
masih banyak saudara-saudara kita yang bersusah payah hanya untuk mendapat
sesuap nasi tanpa lauk...
Mengeluh
akan tugas-tugasmu?
Ingatlah
di pelosok negeri sana banyak saudara-saudara kita yang merindukan nikmatnya
menuntut ilmu...
Mengeluh
karena amanah-amanah yang diberikan padamu?
Ingatlah
perjuangan kita, belum ada apa-apanya dibandingkan perjuangan Rasul dan para
Sahabat dalam menegakkan Islam...
Mengeluh
karena masalah yang sedang menimpamu?
Lihatlah
banyak saudara-saudara kita yang sedang menghadapi ujian-ujian yang lebih besar...
Sahabat,
setiap apa yang kita rasakan dan miliki saat ini adalah berkat Allah yang Maha
Pemurah.. Dia melimpahkan segala nikmat yang patut kita syukuri.. Mulai dari
hal kecil, mari kita belajar untuk selalu bersyukur, seperti mensyukuri nikmat
melihat matahari pagi ini, mensyukuri nasi berlauk tempe siang tadi, mensyukuri
senyum tulus yang diberikan oleh sahabatmu, mensyukuri butiran air hujan sore
ini.. Setiap detail peristiwa yang kita alami hari ini, syukurilah...
Karea
Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7 :
“Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepada-Mu, tetapi jika kamu
mengingkari nikmat-Ku maka pasti azab-Ku sangat berat”
Sudah
sangat jelas bukan bahwa beryukur adalah pelipat ganda nikmat :)
Semoga
melalui tulisan singkat ini, akan menambah rasa syukur dan menjauhkan kita dari
sifat mudah mengeluh :)
Selamat Bersyukur !
Untuk
kesekian kali,
tulisan ini adalah sentilan untuk penulis
Ditulis saat hujan di Sabtu siang
-Suci-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar