Assalamu’alaikum teman teman :)
Aku ingin berbagi pengalaman nih.. Pengalaman
yang sangat luar biasa dan aku sangat beruntung Allah memberikanku kesempatan
untuk mengalaminya :) Aku ingin berbagi cerita tentang TELESKOP.. Apa
itu Teleskop? Teleskop (The Engineering
Leadership Workshop) adalah sebuah training leadership di fakultas teknik
UGM. Teleskop merupakan agenda tahunan yang sudah berlangsung sejak tahun 2007.
Training leadership ini juga merupakan follow up dari PPSMB Teknik yang telah
kami laksanakan dulu ketika kami menjadi mahasiswa baru ^^
Nah, para peserta dari Teleskop tahun ini adalah perwakilan dari BEM, BSO, KM/HM yang ada di fakultas teknik. Oya, selain perwakilan dari lembaga-lembaga tersebut juga ada peserta yang independen lho :3 Di Teleskop7 ini aku adalah perwakilan dari BSO Cendekia Teknika :)
Nah, para peserta dari Teleskop tahun ini adalah perwakilan dari BEM, BSO, KM/HM yang ada di fakultas teknik. Oya, selain perwakilan dari lembaga-lembaga tersebut juga ada peserta yang independen lho :3 Di Teleskop7 ini aku adalah perwakilan dari BSO Cendekia Teknika :)
Teleskop tahun ini berlangsung selama 2 hari,
yakni tanggal 17-18 Mei. Pada tulisan ini aku akan menceritakan rangkaian acara
Teleskop7 hari #1 J Hari pertama ini diawali dengan apel pagi. Apel
ini merupakan acara pembukaan resmi Teleskop7. Seusai apel, dilanjutkan dengan
sarapan bersama dengan kelompok dan pemandu masing-masing ^^ Oya! Perkenalkan
kami dari kelompok 4 dengan ketua
Retas, anggota Aulia, Icha, Arsyad, Wawan, Lutfi, Shaki, Dimas, dan aku :D
serta pemandu kami Mas Irfan ^^
Acara selanjutnya adalah materi 1 tentang Public Speaking. Materi ini diisi oleh
seorang luar biasa yakni Pak Fatan.
Beliau adalah seorang inspirator sekaligus ustadz. Ketika beliau mengawali
materinya beliau bertanya kepada kami, “Dari
kata Public Speaking carilah sebuah kata yang mencirikan Public Speaking itu
sendiri!” Beberapa diantara kami menjawab kata “Public” dan “Speak”. Namun,
ternyata bukan kata itu yang dimaksud oleh Pak Fatan. Ternyata kata yang
dimaksud adalah “Peak” (puncak). Maksudnya, dalam melakukan public speaking
kita harus menampilkan yang terbaik ^^ Selanjutnya pak Fatan memberitahukan
kami suatu fakta bahwa orang Amerika Serikat sangat takut dengan Public
Speaking. Dan tahukah teman-teman mengapa mereka sangat takut dengan Public
Speaking? Ternyata mereka takut karena mereka merasa tidak siap dan mereka
takut “dinilai” oleh para pendengar ketika mereka berbicara. Jadi, memang untuk
berbicara di depan publik (min. 2 orang) membutuhkan sebuah keberanian yang
harus terus diasah. Pak Fatan juga menekankan kepada kami bahwa jika ingin
menjadi The Great Public Speaker
maka kita harus menjadi Good Listener. Tentu kita paham betul bukan bahwa
seorang penulis hebat adalah seorang “pelahap buku”? :). Untuk menjadi The Great Public Speaker
dibutuhkan bahan-bahan yang kuat dan terbaik. Sebab, bahan-bahan yang terbaik
juga akan menghasilkan produk yang terbaik pula ^^ Mari kita belajar menjadi
Great Public Speaker :)
Agenda selanjutnya adalah Forum Group Discussion. Pada FGD kali ini ada 4 tema yang diusung,
yakni egoisme jurusan, idealisme, kedisiplinan, dan apatisme. Masing-masing
group mempresentasikan hasil diskusi mereka tentang salah satu dari keempat
tema tersebut. Dan berikut aku mencoba merangkum dari presentasi masing-masing
tema :)
Pada tema Egoisme
Jurusan yang menjadi pokok bahasan adalah kondisi fakultas teknik sendiri
yang terdiri dari 8 jurusan, 10 program studi. Kedepalan jurusan tersebut
memiliki keunikan masing-masing yang membedakannya dengan jurusan lain. Namun,
keunikan tersebut seharusnya tidak memicu timbulnya chauvinisme jurusan. Justru
berbagai keunikan tersebut kita jadikan alat pemersatu menuju “Teknik Satu”. ^^
Tema yang kedua adalah tema yang sangat menarik, yaitu Idealisme. Mahasiswa memang cukup akrab dengan kata yang satu ini.
Sebenarnya apa itu idealisme? Idealisme adalah sebuah keyakinan yang dipegang
teguh akan suatu keadaan yang dianggap ideal. Biasanya di dalam pikiran
mahasiswa telah tergambarkan kondisi-kondisi ideal yang seharusnya terjadi,
baik di kampus, bangsa dan negara, serta hidup ini. Berbicara soal idealisme,
bukanlah tentang “common enemy” melainkan “common
goal” yakni kesamaan tujuan yang hendak dicapai menuju suatu kondisi ideal
yang diharapkan. Idealisme adalah sesuatu yang mudah dibuat, namun sangat sulit
untuk mempertahankannya. Terbesitlah sebuah pertanyaan, “Lalu bagaimanakah cara untuk mempertahankan idealisme ini?” Idealisme
bukanlah suatu hal yang melekat karena status
sebagai mahasiswa, melainkan sebuah view of life, sehingga idealisme ini tidak hanya tertanam dalam pikiran ketika
kita menjadi mahasiswa, tetapi berlanjut, kontinu, dan konsisten.
Tema yang ketiga adalah Kedisiplinan. Berbicara disiplin adalah sesuatu yang cukup seru
untuk dibicarakan apalagi sebagai mahasiswa yang kesibukannya tidak hanya
kuliah, tetapi juga organisasi, penelitian, dan sebagainya. Terdapat dua hal
yang sangat penting untuk dapat menjadi pribadi yang disiplin, yang pertama
adalah komitmen. Untuk menjadi
seorang yang disiplin, komitmen sangatlah dibutuhkan sebagai sesuatu yang
selalu dipegang teguh, sebab ketika telah mempunyai komitmen yang kuat maka
sesibuk apapun pasti tetap bisa menjadi mahasiswa yang disiplin. Kedua adalah terorganisir. Seorang mahasiswa yang
cerdas mengatur waktunya, akan senang untuk mengorganisir jadwalnya menjadi
teratur. Apa yang akan dilakukan hari ini, hari ini mempunyai janji dengan
siapa, tugas apa yang dikumpulkan hari ini, dan lain sebagainya, semua telah
tersusun rapih. Selanjutnya, mengenai ketidakdisiplinan dengan melanggar
peraturan kita harus dapat memilih peraturan-peraturan mana yang sejalan dengan
tujuan, sebab peraturan adalah sebuah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, sebagai mahasiswa kita harus mengetahui apa maksud dari setiap
peraturan yang dibuat, sesuai kah dengan tujuan kita?
Tema yang terakhir adalah apatisme. Di kampus terdapat beragam mahasiswa, termasuk mahasiswa
apatis. Mahasiswa yang apatis dianggap sebagai mahasiswa yang tidak peduli,
acuh terhadap berbagai hal yang terjadi di kampus atau bahkan di negara ini.
Terdapat beberapa hal yang faktor yang menyebabkan mahasiswa apatis. [1] Faktor
internal (diri sendiri/keluarga). [2] Akademik (study oriented). [3] Merasa
canggung sebab telah di cap apatis. Poin yang ketiga merupakan masalah yang
seharusnya bisa dihilangkan. Jika kita menemukan teman-teman kita yang memang
tidak peduli (apatis) maka kita harus merangkulnya, mengajaknya perlahan untuk
turut serta aktif, bukannya memberikannya cap sebagai “mahasiswa apatis”
sehingga ketika ia ingin berkontribusi ia merasa minder karena cap/labelling
yang telah diberikan kepadanya. Sebenarnya apatis timbul karena seorang
tersebut telah terjebak di dalam zona nyaman, dan ia tidak mau keluar dari
comfort zone tersebut. Orang yang seperti ini, butuh perhatian lebih dan
tentunya kita harus peka dan perhatian terhadap teman-teman di sekitar kita.
Satu hal yang juga penting terkait apatisme ini, ketika kita melihat teman kita
tidak peduli dengan organisasi/ hal yang kita ikuti, maka kita tidak boleh
langsung men-cap ia sebagai apatis karena bisa saja ia mempunyai kesibukan
dalam hal lain. Ingat ketika kita memaksakan teman kita untuk mengikuti semua
yang kita lakukan, maka boleh jadi kita yang egois? Hati-hati ^^
Materi ke-2 di hari pertama Teleskop7 ini adalah
tentang Kepemimpinan. Pembicaranya
adalah Luthfi Hamzah Husein. Beliau
adalah Presiden Mahasiswa UGM tahun... Beliau melontarkan sebuah pertanyaan
kepada kami, “Bagaimana leadership
sebagai seorang mahasiswa yang menjadi faktor pembeda dengan leadership jaman
SMA dulu?” Basis pembeda leadership mahasiswa yang pertama adalah Moralitas. Dalam kepemimpinan sebagai
seorang mahasiswa moralitas adalah hal yang dijunjung tinggi. Kedua, intelektualitas. Artinya, setiap hal
diidentifikasi dalam segi keilmuan. Beberapa hal lain yang harus selalu diingat
terkait leadership sebagai mahasiswa adalah [1] Di pundak mahasiswa terdapat
beban tak hanya tentang dirinya tetapi juga tentang bangsa dan negaranya. [2]
Menyamakan visi dan bekerja keras untuk mencapainya dengan berbagai
peran/keahlian yang dimiliki. Mas Luthfi juga menekankan bahwa setiap leader
mempunyai keunikan masing-masing sehingga yang menjadi pokok perhatian adalah
bukannya perbedaan strategi melainkan persamaan visi.
Seusai melaksanakan ibadah sholat Dzuhur, Mas Rizky, Ketua KMT UGM, menyampaikan tausyiah
terkait organisasi. Beliau menjelaskan organisasi yang kuat dan yang bertahan
lama adalah [1] Organisasi yang melakukan pergerakan
(amal) tidak hanya berkata yang menjadi sebuah wacana belaka. [2] Mempunyai landasan gerak yang jelas. [3] Memiliki
tata aturan yang rapih dan kokoh.
[4] Memiliki kader-kader yang kuat
yakni yang memiliki cinta dengan lembaganya.
Materi yang terakhir pada hari pertama ini
bertema Inikah Jalanku? Teman-teman
tahu siapa pembicara pada materi ini? Dua orang hebat. Sosok yang menjadi
inspirasi bagiku, yakni Ahmad Ataka
dan Yanuar Rizki Pahlevi. Siapa yang
tidak mengenal mas Ataka? Presiden Cendekia Teknika 2012. Seorang yang
mempunyai sederet prestasi dari SMA hingga menjadi mahasiswa, mulai dari
olimpiade fisika, ketia tim roket UGM, serta karya-karya hebat yang lahir
darinya. Siapa sangka, sosok hebat seperti Mas Ataka yang mempunyai segudang
prestasi akademik itu ternyata juga mempunyai usaha sukses Kaos Pintar dan
Atnic. Siapa pula yang tidak mengenal Mas Yanuar, seorang hebat Ketua BEM FT
UGM tahun..., dan Presiden Mahasiswa UGM tahun 2013. Yang orasinya dapat
membuat bergetar dan begitu mempengaruhi ribuan mahasiswa lainnya. Aku sangat
mengucapkan terima kasih kepada panitia Teleskop7 yang telah mendatangkan
orang-orang hebat untuk mengisi materi ^^
Begitu banyak pelajaran yang dapat diambil dari
materi yang diberikan oelh sosok-sosok hebat ini. Pertama, kita harus
memberikan kontribusi kepada bangsa ini sesuai dengan keahlian dan bidang
masing-masing. Oleh karena itu, menemukan passion diri adalah hal yang sangat
penting. Memang dalam menemukannya bukanlah sesuatu yang mudah, butuh
perenungan dan penelusuran diri yang tak sebentar. Namun, passion ini harus
segera kita tentukan sebab ini akan menentukan langkah kita selanjutnya. Mas
Yanuar juge mengingatkan kita bahwa “Pemuda bukanlah seorang yang berkata ini
bapak saya. Akan tetapi, seorang pemuda adalah seorang yang berkata inilah
saya”. Artinya, kehebatan seorang pemuda bukanlah dilihat dari siapa orang
tuanya, apa universitasnya, apa lembaganya, apa komunitasnya, tetapi kehebatan
seorang pemuda dilihat dari siapa dirinya, ya siapa dirinya....
Marilah
mulai dari diri sendiri,
Mulai
dari hal yang kecil,
Dan
mulai dari sekarang....
#Teleskop7
Sekian
teman-teman cerita pengalaman Teleskop7 hari pertama. Banyak pelajaran yang
dapat dipetik pada hari ini. Semoga di dalam setiap jejak langkah kita
meninggalkan manfaat dan kebaikan. Semoga Allah memudahkan :)
Wassalamu’alaikum ^^
17
Mei 2014
Suci
Wulandari
waaaaah, keren sekalii :D
BalasHapussemoga ilmunya mengalir menjadi manfaat ya, suci. Semangat berbagi dan menginspirasi :)
Aamiin :) Minta doanya terus ya mbaak :)
BalasHapus