Menuju Kemenangan Islam
Islam merupakan agama yang sempurna.
Semua hal di berbagai bidang kehidupan telah diatur jelas di dalam Islam.
Ajaran Islam yang sempurna inilah yang menghantarkan muslim sebagai umat
penganutnya menyandang predikat umat yang terbaik. Siapa yang memberikan
predikat tersebut? Allah berfirman di dalam surat Al Imran ayat 110 :
Artinya : “Kamu
(umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.”
Predikat umat terbaik ini langsung
diberikan oleh Allah kepada umat Islam. Namun, satu hal penting yang perlu
diingat bahwa yang menjadikan muslim kuat adalah Islam sehingga jika muslim
benar-benar ber-Islam maka umat islam akan menjadi umat yang terbaik.
Akan tetapi, keadaan muslim saat ini semakin
jauh dari Islam. Islam dipisahkan dari bidang-bidang kehidupan seakan-akan
Islam hanyalah mengatur tata cara ibadah kepada Allah saja. Padahal
kesempurnaan ajaran Islam ini menjadi sebuah pedoman untuk tercapainya tata
kehidupan yang sempurna karena Islam adalah solusi dari berbagai permasalahan
yang ada saat ini. Kenyataan ini telah dikatakan oleh Baginda Rasulullah saw di dalam hadits :
“Akan
datang suatu zaman di mana tidak tersisa dari Islam, kecuali tinggal namanya saja, tidak tersisa
dari Alquran kecuali tinggal tulisannya
saja, masjid-masjid mereka megah dan
semarak, tetapi jauh dari petunjuk Allah,
ulama- ulama mereka menjadi manusia-
manusia paling jahat yang hidup di bawah kolong langit, dari mulut mereka
ke luar fitnah dan akan kembali kepada mereka.” (HR Baihaqi)
Berdasarkan
hal tersebut, telah jelas bahwa diperlukan segologan manusia yang bergerak
untuk memahamkan umat, berjuang di barisan penegakkan kembali syariat-syariat
Islam, menjadikan Islam sebagai dasar aturan di setiap bidang kehidupan. Dengan
demikian, predikat Khairu Ummat (Umat
terbaik) dapat diraih dengan adanya umat yang benar-benar kuat keIslamannya.
Berjuang di jalan ini memang bukan perkara mudah. Butuh pengorbanan.
Rasa sakit, lelah, perih, akan hadir di setiap langkah perjuangan ini. Akan
tetapi, selalu ada Allah yang akan membuat rasa sakit, lelah, dan perih itu
menjadi nikmat tiada tara. Kenikmatan yang tak pernah dapat terbayangkan
rasanya. Rasa sakit itu semua akan tergantikan dengan tercapainya tujuan utama
dakwah ini, yakni Kemenangan Islam.
Saat semangat meredup, rasa lelah begitu menyelimuti diri, sikap enggan
berjuang menyusup ke dalam hati, ingatlah jika kita memutuskan untuk
meninggalkan barisan perjuangan ini, pergi menjauh dari dakwah ini, Allah akan
menggantikan dengan kaum yang lebih baik.
“... dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan
menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu
ini.”
(Q.S.
Muhammad : 38)
Maka menjadikan Allah sebagai tujuan perjuangan ini adalah sebuah
keharusan. Dengan tujuan yang kuat, sikap menyerah, mundur, dan berputus asa
tidak akan hinggap di dalam hati dan
pikiran para pejuang dakwah. Sebab, semangat mencari ridlo-Nya telah
mengalahkan setiap rasa sakit yang menimpa.
Medan dakwah yang kita hadapi saat ini menuntut kita untuk menjadi
kader-kader dakwah yang berkualitas. Dakwah Kampus harus berisi kader-kader
yang cerdas, kreatif, ikhlas berjuang, dan mempunyai semangat yang menggelora.
Berkomitmen tinggi untuk setia pada barisan perjuangan ini. Kelak rintangan,
tantangan, dan cobaan yang pasti menghadang di setiap kaki-kaki ini melangkah,
tak akan dapat menggoyahkan keteguhannya untuk tetap berjuang. Kader seperti
itulah yang dibutuhkan dalam upaya menggapai kemenangan ini. Ya, kemenangan
Islam memang sebuah kepastian. Namun, pertanyaannya adalah
“Apakah kita menjadi bagian dari orang-orang yang
memperjuangkan terwujudnya kemenangan itu?”
“Allah telah menetapkan : ‘Aku
dan Rasul-Ku pasti menang.’ Sesungguhnya Allah
Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
(Al Mujadilah : 21)
-Suci Wulandari-